Kamis, 19 Maret 2015

Ilmu dan Teknologi Pangan?

Apa yang ada di pikiran kamu saat mendengar Ilmu dan Teknologi Pangan? Makanan? Minuman? Pabrik makanan atau minuman? Atau chef yang sedang memasak?





Kalau kamu sontak memikirkan pabrik makanan dan minuman atau sejenisnya, berarti kamu 'cukup' mengenal ilmu dan teknologi pangan. Tapi, kalau yang ada di pikiran kamu justru chef yang sedang memasak, berarti kamu harus mengenal lebih jauh tentang ilmu dan teknologi pangan. Sila baca postingan ini sampai habis, ya.

Menurut Dr Dahrul Syah (2012), secara umum, pengertian tentang teknologi pangan dapat diturunkan dari pengertian teknologi sebagaimanya telah didefinisikan oleh IFT (Institute of Food Technologist) berikut ini:

  • Teknologi pangan adalah aplikasi ilmu pangan ke dalam sistem seleksi, pengawetan, pengolahan, pengemasan, distribusi, dan pemanfaatan bahan pangan yang baik, aman, dan bergizi. 
  •  Ilmu pangan sendiri adalah ilmu dasar yang menggabungkan prinsip-prinsip ilmu biologi, kimia, fisika, dan teknik, yang digunakan mempelajari karakteristik bahan pangan, mekanisme kerusakan, dan pencegahannya, serta dasar-dasar pengolahannya.


Mereka yang mengambil studi teknologi pangan sudah pasti akan mempelajari cara mengolah bahan pangan pascapanen menjadi bahan pangan yang jadi atau setengah jadi dengan proses-proses pengawetan, pengemasan, dan sebagainya dengan menggunakan sentuhan teknologi dan aspek keteknikan. Nah, apa bedanya dengan chef? Jelas berbeda. Seperti ucapan Kepala Departemen kami, Dr Feri Kusnandar pada suatu ketika. Beliau pernah bilang kalau, "Teknologi pangan adalah cooking with engineering". Terbayang kah?

Seorang ahli Teknologi Pangan yang dididik di pendidikan tinggi sudah sepatutnya memiliki kemampuan untuk berkarya di dalam masyarakat. Secara garis besar, kompetensi yang dimiliki dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Untuk lebih jelasnya, kompetensi tersebut dapat dijabarkan ke dalam empat butir, yaitu kompetensi akademik, kompetensi untuk penerapan, kompetensi adaptif, dan kompetensi normatif.

 Program Studi Sarjana IPB, meramu keempatnya dalam sebuah pernyataan.

"...mampu mengaplikasikan ilmu pangan serta prinsip-prinsip ekonomi dan manajemen pada sistem seleksi, pengawetan, pengolahan, pengemasan, distribusi, dan pemanfaatan bahan pangan yang baik, aman, dan bermutu." 

Pernahkah kamu mengunjungi pabrik pangan atau sekadar menonton video tentang pabrik pangan? Apakah mereka yang bekerja di dalamnya adalah lulusan Teknologi Pangan? Hmm, bisa jadi. Namun, bukan berarti lulusan teknologi pangan mesti jadi pekerja di industri. Lulusan teknologi pangan biasanya juga kerja di belakang layar. Misalnya, RnD (Research and Development), marketing, QC (Quality Control), QA (Quality Assurance), QR, dan lain sebagainya. Selain itu, lulusan teknologi pangan juga bisa kerja di laboratorium sebagai peneliti. Dapat pula menjadi dosen. Bahkan menjadi pengusaha pangan pun sangat memungkinkan. Kalau memang hobi memasak, seorang ahli teknologi pangan tentu dapat menjadi koki andal. Semuanya memungkinkan.

Menarik kan? 
Nah, demikian penjabaran singkat mengenai program studi Ilmu dan Teknologi Pangan. Semoga pemahaman yang salah dapat terluruskan dan pemahaman yang sedikit dapat bertambah. Tertarik untuk mendalami ilmu dan teknologi pangan? (BSH/HAF)




p.s. blog ini menjadi salah satu wujud kami, Himpunan Mahasiswa ilmu dan Teknologi Pangan (Himitepa) IPB dalam mengabdi untuk masyarakat dengan cara berbagi pengetahuan seputar bidang pangan. Semoga bermanfaat :)


Salam,
Himitepa, WE CARE!




 Referensi:
Syah D. 2012. Pengantar Teknologi Pangan. Bogor(ID): IPB Press